Bahwa meditasi dan tapa adalah sama, serta perbedaan antara
keduanya hanya terletak pada intensitas menjalankannya saja. Teknik-teknik
serta latihan-latihan untuk melakukan meditasi ada bermacam-macam, yaitu dari
yang sangat sederhana, seperti memusatkan perhatian pada titik-titik hujan yang
jatuh ditanah, hingga yang sukar dan berat dijalankan, seperti menatap cahaya
yang terang benderang dari dalam sebuah gua yang gelap ditepi pantai, dengan
gemuruh ombak sebagai latar belakangnya, sambil berdiri dengan posisi yang
sukar selama 12 jam berturut-turut.
Meditasi atau semedi memang biasanya dilakukan bersama-sama
dengantapabrata, orang yang melakukan tapa ngeli misalnya, tidak hanya duduk
diatas rakitnya saja sambil bengong, tidak berbuat apa-apa, ia biasanya juga
bermeditasi. Sebaliknya meditasi seringkali juga dijalankan bersama dengan
suatu tindakan keagamaan lain, misalnya dengan berpuasa atau tirakat.
Maksud yang ingin dicapai dengan bermeditasi itu ada
bermacam-macam, misalnya untuk memperoleh kekuatan iman dalam menghadapi krisis
sosial ekonomi atau sosial politik, untuk memperoleh kemahiran berkreasi atau
memperoleh kemahiran dalam kesenian, untuk mendapatkan wahyu, yang
memungkinkannya melakukan suatu pekerjaan yang penuh tanggung jawab atau untuk
menghadapi suatu tugas berat yang dihadapinya. Namun banyak orang melakukan
meditasi untuk memperoleh kesaktian (kasekten) disamping untuk menyatukan diri
dengan sang Pencipta.
Dalam olah batin, meditasi menjadi salah satu topik pembicaraan
yang tiada habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain
karena meditasi adalah salah satu usaha proses untuk meningkatkan pengembangan
pribadi seseorang secara total.
Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah
mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari
mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri
sendiri
2. Mengamati, refleksi
kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan diri dari
pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga
menemui jati dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena
kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca
indera (termasuk pikiran dan perasaan) terutama ke arah murni mengalami
kenyataan yang asli.
Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari
orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak
dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan
spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang
yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara gebya- uyah (pada umumnya) orang yang melakukan meditasi
yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa.
Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita
masukkan ke golongan seni dari pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak
pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai
bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi
lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh
karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justru
keabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang
bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa
kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan
lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh
dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang (masyarakat) di sekitar diri
orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta
pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan
hasil meditasinya.
Cara bermeditasi banyak sekali. Ada yang memulai dengan tubuh, arti
meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh ke dalam situasi
hening. Lakunya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai
keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur. Posisi
tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak, bisa
berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anda perlukan,
pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda,
harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi
dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika
menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur.
Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam
semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus
dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga,
tubuh anda sesungguhnya didiamkan untuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan
sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh
saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang.
Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta, yang
dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa,
karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang
keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang
sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga
dilakukan dengan pernafasan yang teratur.
Kesulitan yang paling berat dalam bermeditasi adalah mengendalikan
pikiran dengan pikiran artinya anda berusaha mengelola pikiran-pikiran anda,
sampai mencapai keadaan pikiran tidak ada dan anda tidak berpikir lagi. Salah
satu cara adalah mengosongkan pikiran adalah dengan cara menfokuskan pikiran
anda kepada suatu cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia
lain, cita-cita ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada
bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi
sumber fokus ketika hendak memasuki meditasi.
Secara fisik ada yang berusaha mengosongkan pikiran dengan
memfokuskan kepada bunyi nafas diri sendiri ketika awal meditasi, atau ada juga
yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung sendiri.
Jika proses meditasi yang dilukiskan tersebut diatas dapat anda
lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri,
mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain.
Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu
itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi. Jika dalam proses
tersebut pikiran anda belum dapat anda kuasai atau hilangkan janganlah putus
asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. Pengembangan
selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan
meneruskannya, karena berciri sangat pribadi.
Untuk dapat berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup
pekat dan dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam
keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau
gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda.
Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat
mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahasa bumi
yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak lagi
merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui apa-apa lagi, kecuali anda
tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami
proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh pengetahuan
tentang alam semesta atau lainnya.